Beberapa hari lalu ketika mengikuti " perpulungen jabu-jabu " Imanuel Beratagi seorang jemaat bernama J.Albert Bukit menyampaikan idenya kepada jemaat lainnya yang hadir, Sebagai Jemaat GBKP perlu kita ikut berperan serta melestarikan budaya karu khususnya melalui seni sambil memuji dan memuliakan nama Tuhan yang Maha Esa"
Maka secara sepaontan beberapa jemaat lainnya secara antusias menanggapi dan menanyakan ide dimaksud. J.Albert Bukit lebih merinci. " Kita smapaikan lagu-lagu rohani melalui iringan musik tradisionil Karo dengan menggambarkan Kekerabatan sesuai budaya karo"
Suku Karo hanya satu dan satu bahasa serta diperlukan satu prinsip positif dengan gambaran 1 Gong. Lima Marga yakni ; 1 Karo karo, 2 Ginting , 3 Sembiring, 4 Tarigan, 5 Perangin-angin digambarkan dengan 5 Penganak. Rakut Sitelu yakni ; 1 Kalimbubu, 2 Sembuyak/Senina, 3 Anak beru digambarkan dengan 3 Sarune. Tutur Siwalu digambarkan dengan delapan alat musik karo " Singanaki " perkadekan sepuluh dua digambarkan denga 12 alat musik " keteng-keteng " ( alat musik yang terbuat dari bambu ). Serta personil kita jemaat guna mengiringi lagu-lagu nasrani sehingga kita dapat tampilkan pada acara-acara kebesaran Allah terlebih pada suasana Natal .
Walau pada Natal 2010 ini kita belum dapat tampil, mudah-mudahan pada Natal 2011 Nanti dapat kita memulainya. Bila kita sebagai orang tua belum cukup personil akibat tidak semua talenta yang diberikan Tuhan yang Maha Esa memiliki bakat seni. maka kita dapat rekrut sambil mewariskan budaya ini kepada generasi muda Karo melalui Siwa/i Masehi yang memiliki minat atau bakat dibidang seni.
Ide ini direspon dengan semangat ; aku yang mukul, Gong, Aku juga ikut mukul penganak, aku akan coba ikut mukul singanaki, bahkan ada yang menyumbangkan untuk dipakai sebuah Gong miliknya.
Mudah-mudahan ide ini akan terwujut ditahun 2011 harap Bukit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar